Selamat Datang

Ki Bambang Asmoro: Seputar Boneka wayang 2

Tuesday, January 02, 2007

Seputar Boneka wayang 2


Menurut kitab pedalangan yang secara umum dipakai masyarakat jawa, bahwa yang menerangkan wayang kulit purwa terbuat dari kulit semenjak jaman Raden Patah bertahta di Demak, akan tetapi boneka wayang pada waktu itu belum dipahat, hanya ditaburi “bubukan” (serbuk) tulang, kemudian diolesi potlot warna hitam (belum ada pewarnaan). Wayang Raksasa bermata dua, sedang wayang yang lain bermata satu. Wayang-wayang tersebut tangannya masih menyatu dengan badanya, namun sudah diberi “gapit” (Tangkai untuk memegang wayang) .

Ketika R. Trenggono bertahta di Demak, ia membuat wayang dengan cara di “bedah” bagian wajahnya. Sinuwun Ratu Tunggul sebagai Wakil Sultan Demak, membuat wayang ukurannya lebih kecil dari yang dibuat Raja demak. Wayang wanita rambutnya diurai, memakai kalung, jamang, dan wayang dewa, raksasa dan kera masih memakai cawat. Wayang tersebut dinamakan wayang kidang kecana.

Pada jaman Raden Jaka Tingkir bertahta di Demak bergelar Sultan Hadiwijaya, membuat wayang dengan buasana dimiripkan pakaian raja, kesatriya dan para pejabat negara. Wayang-wayang tersebut memakai celana atau tanpa celana, sesuai dengan derajat kepangkatan dan kepantasan masing-masing. Raksasa dan kera memakai cawat dan bermata satu. Para Dewa masih seperti arca, tanpa memakai busana. Sedangkan pada wayang wanita rambutnya “gendhong”. Semua wayang tangannya masih menyatu dengan badan.

Pada jaman Panembahan Senopati bertahta di Mataram, membuat wayang purwa tetapi masih berdasarkan pada jaman Pajang dan bentuk wanda mulai dibuat, misalnya Arjuna Wanda Jimat, Bima wanda Mimis, Baladewa Wanda geger. Semua wayang tangannya masih menyatu dengan badan.

Susuhunan Prabu HAnyakrakusuma Seda Krayak bertahta di Mataram, membuat wayang berukuran kidang kencanan, sedangkan peralatan senjata ditambah yaitu; keris, panah dan sebagaiinya. Mulai Hanyakrawati Seda Krapyak inilah tangan wayang mulai dipisahkan dan disambung (dibuatkan engsel/sendi) sehinga dapat digerakan. (Hazeu 1979:37-40).

0 Comments:

Post a Comment

<< Home