Selamat Datang

Ki Bambang Asmoro: Mahabarata Lebih Kompleks Dari Ramayana

Wednesday, November 01, 2006

Mahabarata Lebih Kompleks Dari Ramayana


Bagi orang jawa, kisah mahabarata memang menarik, menawarkan alternative hidup manusia dari yang paling luhur sampai paling keji, dan diamana –mana ada baik dan buruknya. Mahabarata bagi orang jawa lebih sesuai dengan kenyataan hidup manusia, tidak dapat ditarik garis yang tegas antara baik dan buruk, karena pada dasarnya baik dan buruk hidup dalam diri manusia.

Dalam pergelaran wayang kulit di jawa, lakon-lakon mahabarata lebih banyak dipergelakan ketimbang lakon Ramayana. Orang jawa cenderung tidak begitu suka akan dengan pandangan dunia yang hitam dan putih atau moralitas yang terdapat dalam Ramayana yang digambarkan pihak Rahwana yang jahat dan pihak Ramawijaya yang baik. Orang jawa memandang hidup manusia lebih termuat dalam mahabarata dengan persepsi yang halus dan tajam tentang segi-segi multidimensional eksistensi manusia. Dalam lakon mahabarta, yang rupanya sederhana sebenarnya tidak sederhana, yang sepintas keliatan baik belum tentu baik dan yang buruk belum tentu buruk.

Hal itu seperti yang dikemukakan Franz Magnis Susesno :

Dari lakon –lakon Mahabarata orang jawa menyadari bahwa baik buruk seseorang bukanlah hal mudah diputuskan, karena manusia sering menemukan diri terjerat dalam segala persoalan.bahwa kita harus berhati-hati menilai orang lain;bahwa kita jangan cepat-cepat percaya pada calo-calo moralisme yang mau membagi masyarakat menjadi dua saja, yang baik dan buruk; bahwa kita harus mawas diri dan tepa salira, sadar akan keterbatasan sendiri (1991:22-23).

0 Comments:

Post a Comment

<< Home