Selamat Datang

Ki Bambang Asmoro: Girindra Wardana

Wednesday, April 23, 2008

Girindra Wardana


Pentas Ketoprak dalam rangka Halah Bihalal keluarga besar pecinta Radio Swara Jakarta yang dibgelar pada tanggal 28 Oktober berlangsung sukses. Suksesnya pergelaran ini karena didukung oleh berbagai pihak yang peduli dengan kesenian tradisional khususnya Ketoprak. Mantan Gubernur DKI Sutiyoso bahkan hadir dalam kesempatan tersebut untuk memberikan dukungan moral kepada para pemain dan bersilaturahmi dengan bekas warganya.
Pentas Ketoprak kali ini mengambil ceritera "Gendera Gula Klapa" yang menceriterakan seputar kedatangan agama baru dan awal orang jawa mulai meninggalkan agama lama, hingga pada ending ceritera Prabu Brawijaya Muksa. Pemain Ketoprak terdiri dari seniman muda DKI/para Dalang, diantarannya Ki Bambang Asmoro yang memeran Dipati Girindra Wardana adik Prabu Brawijaya, Ki Prapto Panuju memerankan Brawijaya, Ki Nanang HP yang memerankan Wanasalam, Ki Jangrono Sutrisno sang sutradara memerankan Aryo Damar, Ki Joko Sulisyana memerankan Jafar Sodik, Ki Priyaji memerankan Sunan Ngudung, Ki Suwardi memerankan Sahid, Ki Susilo memerankan Patih Majapahit, Irwan memerankan Kasan, Indra Utami memerankan Retna Panggung. Pemain inti dibantu oleh keluarga Wayang Orang Barata Budiman dan kawan-kawan diantarannya Yu Surip yang memerankan Retno Subangsi, .
Pergelaran diawali dengan gladenyuda (latihan perang) balatentera Girindrawardana untuk bersiap siaga menjaga berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Girindra Wardana yang diperankan oleh Ki Bambang Asmoro mengintruksikan agar latihan selesai, dan memerintahkan kepada Dipati Jaya Wardana dan Jaya Widarga untuk bersiap-siap menata pasukan, sedangkan ia akan menghadap Prabu Brawijaya untuk mendapatkan perintah dari Majapahit tentang kelangsungan kerajaan Majapahit kelak.
Itulah cuplikan awal dari pergelaran ketoprak Dalang DKI yang di Sponsori oleh Bank BRI dan beberapa penggemar Radio seperti Bapak Wibisono, Sugito, Suwito dan pangarso Radio Swara Jakarta KPH. H. Widodo Purbokusumo.
***
Pergelaran berbeda dengan ketoprak Humor atau ketoprak yang sering kita lihat di televisi. Ketoprak ini digarap secara serius, pesan yang ingin disampaikan digarap secara apik melalui adegan dan garap sanggit yang menggigit pada setiap dialog. Kedatangan agama baru di tanah jawa dalam hal ini Islam dan sikap perilaku orang jawa yang "Kamot momot" disuguhkan secara bijak dan penuh kehati-hatian. Sehingga pentas Ketoprak ini tidak sekedar menghibur tetapi berpandangan jauh kedepan lebih memberikan pencerahan mengenai sikap dan perilaku orang jawa, etika jawa, estetika jawa lebih dikedepankan ketimbang tontonannya.

0 Comments:

Post a Comment

<< Home