Selamat Datang

Ki Bambang Asmoro: Ki Bambang Asmoro dan Ki Purbo Asmoro Pentas bersama

Tuesday, April 22, 2008

Ki Bambang Asmoro dan Ki Purbo Asmoro Pentas bersama


Pengenalan ICT lewat media wayang yang diselenggarakan oleh Ditjen Aptel Depkominfo ternyata diminati oleh penonton wayang Jakarta. Hal ini ditandai dengan membanjirnya penonton yang hadir untuk menyaksikan pergelaran wayang kulit. Sekitar 4000 penonton memadati halaman Radio Swara Jakarta sebagai ajang pentas. Kebetulan pentas wayang kali ini menampilkan Dalang terkenal dan berbobot Ki Purbo Asmoro, S.Kar.M.Hum berkolaborasi dengan Ki Bambang Asmoro. S.Sn. membawakan Lakon Muter Taman Sriwedari.


Ki Bambang Asmoro, S.Sn Dalang dari Depkominfo menyampaikan pesan pengenalan ICT melalui media wayang di adegan Limbukan dan tampil prima mengimbangi permainan Ki Purbo Asmoro yang jauh lebih senior. Dengan percaya diri yang tinggi, Dalang Pejabat dari Depkominfo yang juga Juara Dalang DKI pada Tahun 2000 ini menyampaikan beberapa materi melalui slide, tentang pemanfaatan ICT dalam kehidupan sehari-hari. Ki Bambang Asmoro yang memang berangkat dari seniman Dalang, nampak sangat menguasai audience wayang, meski sudah lama tidak mendalang karena kesibukannya sebagai pejabat pemerintah tetapi kepiawaian mendalangnya tidak diragukan lagi.


Dalam adegan limbukan suasana ger-geran juga sering tercipta berkat beberapa bintang tamu pendukung antara lain Sindhen Banyumasan Nyi Wainten yang memang sudah sering mengikuti pergelaran Ki Bambang Asmoro maupun Ki Purbo Asmoro. Alunan suara merdu juga mengumandang lewat tembang seorang artis cantik Endra Utami yang membawakan dandhanggula semarangan yang dilanjutkan dengan Langgam Tak enteni oleh Sindhen akademis Ny.Sukesi dari ISI Surakarta. Aplous penonton pun menggema memecahkan keheningan malam memuji suara merdu kedua wanita cantik ini. Beberapa pemerhati seni juga memberikan sumbangan lagu, seperti Bapak Suwito, Bapak Sugito yang melantunkan lagon petis manis dilanjutkan Gethuk juga menghangatkan suasana panggung malam itu. Sementara tamu pejabat dari Depkominfo Basuki Yusuf Iskandar (Dirjen Postel) dan Bambang Soeprijanto (Direktur Pemberdayaan Telematika) nampak menganggukkan kepala serta tertawa lepas ketika mendengarkan lelucon yang di sajikan oleh Ki Dalang dan pesindhen Wainten.


Ki Purbo Asmoro yang meneruskan pergelaran hingga selesai, menyajikan lakon dengan sangat bagus, mentes dan memukau penonton. Dalang yang sangat piawai dalam mendramatisasi adegan. Tokoh Sumantri digambarkan tidak seperti biasannya yang enggan di ikuti adiknya yang berparas raksasa kerdil, tetapi digambarkan sebagai seorang kakak yang sangat sayang kepada adiknya Sukosrono. Bahkan Sukosrono sendiri yang tidak mau diajak Sumantri untuk bertemu dengan orang-orang terhormat, karena menyadari hanya akan menjadi bahan ejekan dan merendahkan martabat kakaknya Sumantri yang ia sayangi. Ketika Sumantri tidak bisa memenuhi titaj Raja Maespati untuk memindahkan (muter) Taman Sri Werdari dari negara Magada ke Maespati, maka Sukasrana lah seorang rakyat jelata pemuda desa yang lugu dan rendah hati ternyata mampu melakukannya.


Konon diceritakan Ki Dalang bahwa suatu negara yang didalamnya terdapat Taman Sriwedari dan dapat mengelolanya dengan baik maka akan termashur ke berbagai belahan dunia, serta masyarakatnya akan “Tata tenteram, kerta raharja”. Lakon Muter Taman Sriwedari sengaja diangkat dalam Sosialisasi ini karena merupakan sebuah nukilan salah satu program Depkominfo yakni pembangunan “Taman Maya” (Cyber Park) yang ada di Bogor sebai pusat pengembangan dan pelayanan pemerintah berbasis ICT kepada seluruh rakyat Indonesia.


Ending dari ceritera ini juga juga sangat menakjubkan, ketika Sumantri di utus oleh Raja Maespati untuk membunuh Buto Bajang yang ada di Taman Sriwedari. Sumantri dengan perasaan menyesal menemui Sukosrono untuk mengajak pulang saja ke desa, melupakan kemewahan yang kini sudah diperolehnya. Tetapi Sukosrono sebagai adik yang berbakti, telah tanggap dengan apa yang seharusnya dilakukan, keris yang dibawa Sumantri "ditubruk" Sukosrono ketika Sumantri terlena. Sukosrono pun meninggal dengan berbagai pengorbanan untuk kakaknya tercinta, sesuai dengan namanya Suko-sarono,(yang suka memberikan pertolongan)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home