Selamat Datang

Ki Bambang Asmoro: Bukti Lain Adanya "Simpingan"

Sunday, October 08, 2006

Bukti Lain Adanya "Simpingan"


Bukti lain yang menyatakan pertunjukan wayang kulit pada abad XII menggunakan simpingan terdapat juga pada kitab Bomakawya pada diskripsi perjalanan Samba ketika melintasi daerah pegunungan yang dilukiskan sebagai berikut:

“ Lumaku tikang rathagelis, palapat hanar kajawahan hawan ira sumare sakeng geger, papagan katon kakeliran limut awayang, ulah nikang pisang (Bomakawya VI:3)

Terjemahan bahasa Indonesia:

“Kereta membawa dengan cepat lewat jalan turun dari punggung gunung menuju satu tempat yang datar dan baru saja dibasahi oleh turunya hujan. Sawah-swah terselubung akbut, seolah-olah tersembunyi di belakang kelir. Pohon-pohon pisang yang bergoyang-goyang lembut , bagaikan boneka wayang (Zoetmulder 1985:266)

Selanjutnya timbulnya simpingan dapat diketahui pada jaman Demak ketika Raden Patah menjadi Raja. Boneka wayang kulit sudah mengalami perkembangan, yakni perubahan bentuk dan penambahan wayang baru yang dilakukan oleh para WALI. Hal ini dikemukakan oleh Hazeu sebagi berikut:

”Sunan Giri menambah wayang berujud kera dengan dua mata seperti raksasa. Sunan Bonang menambah wayang berupa Gajah, kuda dan rampogan. Sedangkan Sunan Kalijaga membuat peralatan wayang kulit berupa layar, batang pisang untuk menancapkan wayang serta Blencong (lampu). Sultan Demak menambah jenisnya berupa Gunungan yang ditancapkan di tengah kelir, serta cara-cara menyumping (mengatur wayang di layar) yakni dengan cara diatur di sebelah kakan –kiri Dalang agar cukup untuk emndalang satu malam. (1979:38)

0 Comments:

Post a Comment

<< Home